Friday, September 1, 2017

Efek "Full Day School" - Antara Prestasi Dan Frustasi

Banyak dari kita para pelajar yang menanyakan , apakah yang kita dapat dari sistem full day school ? atau dampak apa yang kita peroleh dari full day school ini? Apa mungkin prestasi yang meningkat atau juga frustasi yang makin kuat. Ya, entah prestasi atau frustasi yang kita dapat dari full day school ini yang pasti efek dari sistem FDS ini bisa kita rasakan sampai saat ini.



Prestasi?
Benarkah kata “prestasi” yang kau dapat dari sistem full day school? Nampaknya tidak kawan, tidak semua murid menyukai sistem seperti ini. Bayangkan saja, selama 10 jam kau dituntut untuk tetap fokus dan aktif untuk mengikuti setiap jam pembelajaran. Ditambah jam istirahat yang sangat singkat dan tugas yang terus meningkat pasti akan membuat mu tak mampu berkata apa-apa lagi.

Ya paling cuma 0.1% persen pelajar Indonesia yang makin berprestasi dari efek full day school ini. sisanya lebih cenderung terhadap stress dan frustasi.

Namun di tulisan kali ini saya akan mengungkap sebuah sistem yang menurut saya lebih condong terhadap kata “memaksa” otak dan kemampuan seorang siswa. Seorang Anak bisa pintar dengan cara mereka sendiri, saya percaya itu. Namun dengan sistem FDS ini nampakanya cara mereka untuk pintar terhambat oleh waktu dan kegiatan.






Frustasi ?
Ya tentu saja. Konon katanya full day school itu tidak menerapkan sistem PR atau tugas rumah . Namun itu hanya mitos belaka, faktanya PR tetap saja ada, Ada PR MTK , ada PR Sejarah, ada PR KIMA, ada PR fisika dan semua PR itu memang tetap ada disetiap mata pelajaran. Ini lah yang memberikan efek frustasi terhadap jiwa dan psikologi seorang siswa.
Lantas apa yang membuat mereka tambah frustasi? Dan Efek apa saja yang mereka dapat dari Full Day School ini.

Waktu yang singkat dan Tugas yang padat

Seperti yang kita ketahui bahwa waktu yang diterapkan oleh Kemendikbud untuk Full Day School ini rata rata 9-10 jam. Masuk jam 6.30 dan pulang 15.30. sampai rumah mungkin jam 16.00. belum lagi mandi dan sholat bagi siswa yang beragama islam. Lantas pada jam berapa ideal nya siswa bisa mengerjakan tugas yang di berikan?. Sedangkan saya yakin pada periode jam 16.00 – 18.00 otak mereka belum sepenuhnya fresh kembali. Masih ada sisa sisa kepusingan dan tekanan selama pelajaran yang masih menempel di dalam otak mereka. Jam 18.00 – 20.00 dipakai untuk waktu sholat-makan-sholat-mengaji.

Sedangkan malam hari harusnya mereka tidur lebih awal. Idealnya jam 20.30 karena apabila lewat pasti akan berdampak terhadap hari esok dan seterusnya. Jadi kapan dong tugas nya di kerjain?. Hal ini lah yang membuat tingkat frustasi seorang siswa siswa terus meningkat.







Tulisan ini dibuat atas dasar opini saya. jadi mohon maaf apabila ada kekeliruan didalamnya.

Artikel Terkait

Kita hidup di negara demokrasi, jadi internet juga harus berdasar kepada asas

dari internet, oleh internet, dan untuk internet.

1. Berkomentar dengan sopan
2. Dilarang menyertakan link aktif
3. Dilarang sara
EmoticonEmoticon