Wednesday, April 18, 2018

Teknologi Pertanian Penghancur Kebersamaan Buruh Tani

Zaman semakin maju, teknologi semakin membabi buta dengan segala kecanggihannya. Dalam waktu yang sangat cepat teknologi mulai menggeser manusia dari pekerjaannya, robot pemasak hamburger, robot pengolah bahan tekstil dan robot robot lainnya, mereka diprediksi akan menggantikan pekerjaan manusia sepenuhnya di masa depan.

Tak terkecuali dalam bidang pertanian, Satu persatu mesin robot diciptakan untuk menggantikan pekerjaan buruh tani. Lebih fleksibel, lebih hemat waktu dan tentunya lebih hemat tenaga itulah alasan mengapa banyak yang lebih memilih menggunakan mesin daripada jasa buruh tani.

Salah satu contoh besar dalam problematika teknologi pertanian ini adalah pada masa panen padi, sang mandor sawah yang biasanya menggunakan jasa para buruh tani untuk memanen sawahnya nya, kini lebih memilih menggunakan mesin pemanen padi yang istilah nya bernama “mesin komben”



Mesin ini adalah bentuk dari revolusi besar teknologi dalam sektor pertanian dan merupakan mesin yang menghancurkan pekerjaan para buruh tani. Mengapa saya katakan sebagai penghancur pekerjaan buruh tani ? 

Coba anda ingat lagi masa-masa sebelum mesin ini muncul, apakah anda masih ingat bagaimana rasanya mengangkat lalu membanting batang-batang padi pada alat gebot ? Apakah anda ingat saat butiran-butiran padi tercerai-berai dari batangnya. Dibawah terik matahari, pada zaman itu buruh tani sangat bersemangat melakoni pekerjaan sederhananya, mereka memamen sambil tertawa gembira dengan pekerja yang lainnya, tak peduli apapun itu, gatal, panas, gerah, mereka menyadari jika keringat yang mereka cucurkan adalah keringat untuk masa depan anak cucunya.

Lantas apa yang terjadi kini ? mesin robot itu tercipta dengan segala kecanggihannya, hanya dengan mengisi solar, lalu menyalakan mesinnya, batang padi yang dimasukan kedalamnya langsung terpisah secara cepat antara batang dan butir-butir padinya. Hanya butuh pekerja maksimal 3 orang mesin ini dapat memanen satu petak sawah dalam waktu setengah hari, sangat cepat bukan. Inilah yang menjadi alasan tersingkirnya tenaga-tenaga para buruh tani.

Kemana nasib buruh tani kini ? entahlah, yang pasti mereka adalah korban dari revolusi teknologi, mungkin mereka mencari pekerjaan lain yang belum tersentuh oleh mesin dan robot sehingga tenaga mereka masih diperlukan. Walaupun dalam masa tanam padi (tandur) tenaga mereka masih diperlukan, tetapi itu pekerjaan 3 bulan sekali dan kecil upahnya, terlebih lagi nanti apabila muncul robot baru, robot tandur, apa yang harus mereka lakukan ? Menyerah pada teknologi.

Lantas siapa yang disalahkan dalam kasus ini ?

Tidak ada yang patut disalahkan dalam hal ini, teknologi tidak bisa terbendung oleh apapun, sehingga wajar apabila berkembangnya teknologi dapat menggantikan sendi-sendi pekerjaan manusia. Langkah terbaik untuk menyelesaikan masalah ini adalah pemerintah memberikan sebuah lapangan pekerjaan bagi para buruh tani yang kehilangan pekerjaannya akibat revolusi teknologi.
Sekian artikel yang dapat saya tulis, artikel ini adalah bentuk dari cerminan hati kecil saya akibat prihatinnya melihat saudara saya para buruh tani yang kehilangan pekerjaan mereka.

Artikel Terkait

Kita hidup di negara demokrasi, jadi internet juga harus berdasar kepada asas

dari internet, oleh internet, dan untuk internet.

1. Berkomentar dengan sopan
2. Dilarang menyertakan link aktif
3. Dilarang sara
EmoticonEmoticon